Jakarta (indonesiaimages.net) – Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera kembali menegaskan pentingnya integrasi sektor maritim dalam sistem penanggulangan bencana nasional. Sebagai negara kepulauan dengan tingkat kerentanan geografis yang tinggi, Indonesia membutuhkan armada laut yang tidak hanya kuat dan terawat, tetapi juga siap siaga untuk mendukung misi kemanusiaan, menjaga jalur logistik, serta menyelamatkan nyawa ketika akses darat terputus akibat krisis.
Penugasan KRI dr. Radjiman Wedyodinigrat (RJW-992) ke wilayah terdampak di Sumatera menjadi gambaran konkret peran strategis armada maritim dalam penanganan bencana. Kapal rumah sakit buatan PT PAL Indonesia ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi laut, melainkan hadir sebagai Rumah Sakit Tipe B terapung dengan kemampuan mobilisasi cepat dan layanan medis komprehensif. Keberadaan kapal tersebut memungkinkan penanganan pasien terdampak bencana, termasuk tindakan operasi besar, meskipun fasilitas kesehatan darat tidak dapat diakses.
KRI RJW-992 dilengkapi berbagai fasilitas medis kritis, seperti ruang operasi, Intensive Care Unit (ICU), Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang rawat inap, hingga fasilitas penunjang berupa ruang X-ray. Kapal ini juga memiliki Ambulance Boat yang mempermudah evakuasi pasien serta mobilisasi tenaga medis ke lokasi terdampak. Seluruh fasilitas tersebut didukung oleh tim medis dan paramedis terlatih serta perlengkapan kesehatan lapangan yang siap digunakan dalam situasi darurat.
Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, menilai kehadiran kapal rumah sakit tersebut mencerminkan perwujudan keselamatan nasional melalui ketangguhan armada maritim. Menurutnya, kemampuan kapal dalam mengangkut pasien, membawa tenaga medis, serta menjangkau masyarakat terdampak bencana menunjukkan peran nyata negara dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kesehatan pada situasi krisis.
Kesiapan operasional KRI RJW-992 tidak terlepas dari proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) yang telah diselesaikan PT PAL Indonesia pada November lalu. Proses tersebut memastikan seluruh sistem mekanikal, elektrikal, serta fasilitas medis kapal berada dalam kondisi optimal. Dengan dukungan MRO yang menyeluruh, kapal rumah sakit ini mampu menjalankan operasi kemanusiaan secara intensif di wilayah terdampak, termasuk kawasan Sibolga dan sekitarnya.
Dalam konteks kebencanaan dan keamanan maritim, kinerja KRI RJW-992 juga menegaskan kebutuhan Indonesia akan ekosistem industri galangan kapal yang kuat dan terintegrasi. Kaharuddin menekankan bahwa ketahanan maritim nasional memerlukan kehadiran industri galangan modern yang mampu mendukung kesiapan armada dalam situasi darurat, sekaligus memastikan seluruh wilayah Indonesia dapat dijangkau secara cepat dan efektif.
Kehadiran KRI RJW-992 menunjukkan bahwa investasi negara di sektor pertahanan dan industri maritim bukan sekadar pembangunan aset strategis, melainkan investasi langsung bagi keselamatan masyarakat. Dalam kondisi bencana, kapal-kapal tersebut berperan sebagai jembatan harapan yang menghadirkan layanan medis, dukungan logistik, serta perlindungan bagi warga di daerah terdampak.
Sebagai perusahaan manufaktur maritim terbesar di Indonesia, PT PAL Indonesia terus memperkuat kapabilitasnya dalam rancang bangun kapal perang dan niaga, rekayasa umum, serta layanan pemeliharaan dan perbaikan. Peran tersebut menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan maritim nasional sekaligus kesiapan Indonesia menghadapi tantangan kebencanaan di masa depan. (tia)







