Jakarta (indonesiaimages.net) – Kehadiran Homo erectus di Pulau Jawa ternyata berlangsung lebih lambat dibandingkan asumsi yang selama ini diyakini banyak peneliti. Temuan tersebut terungkap melalui penelitian terbaru yang menganalisis material vulkanik dari lapisan sedimen di Situs Sangiran, Jawa Tengah, salah satu lokasi fosil manusia purba terpenting di dunia.
Hasil kajian yang dipublikasikan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa Homo erectus kemungkinan baru mencapai Jawa sekitar 1,3 juta tahun lalu. Angka ini terpaut sekitar 300.000 tahun lebih muda dari perkiraan lama yang menyebut kedatangannya terjadi sekitar 1,7 juta tahun lalu.
Sejak 1936, lebih dari 100 fosil Homo erectus telah ditemukan di Sangiran, sebagian besar oleh warga setempat. Selama dua dekade terakhir, penanggalan berbasis peluruhan radioaktif argon pada batuan vulkanik mendukung rentang usia 1,7 juta hingga 1 juta tahun lalu. Namun, sejumlah peneliti sebelumnya meragukan rentang tersebut dan mengusulkan usia yang lebih muda.
Penelitian terbaru yang dipimpin paleoantropolog Shuji Matsu’ura dari National Museum of Nature and Science di Tsukuba, Jepang, memperkuat pandangan tersebut.
Tim peneliti menganalisis butiran mineral zirkon yang berasal dari lapisan sedimen di atas, di bawah, dan di dalam lapisan yang mengandung fosil Homo erectus. Dua teknik penanggalan berbeda digunakan untuk menentukan waktu kristalisasi mineral dan saat letusan gunung api mengendapkannya di Sangiran.
Pendekatan metodologis ini dinilai sebagai kemajuan signifikan dalam upaya menentukan usia fosil Sangiran. Geokronolog Kira Westaway dari Macquarie University, Sydney, menilai metode tersebut meningkatkan ketepatan estimasi waktu kedatangan Homo erectus di Jawa.
Berdasarkan analisis terbaru, fosil Homo erectus tertua di Sangiran diperkirakan berusia sekitar 1,3 juta tahun. Meski demikian, adanya ketidakpastian terkait posisi asli beberapa fosil membuka kemungkinan usia yang sedikit lebih tua, yakni hingga 1,5 juta tahun. Temuan ini sejalan dengan penanggalan fosil tempurung kepala Homo erectus dari lokasi lain di Jawa yang diperkirakan berusia sekitar 1,49 juta tahun.
Penentuan waktu kedatangan Homo erectus di Indonesia dinilai penting untuk memahami pola migrasi awal hominid di Asia. Sebelumnya, sebagian ilmuwan berpendapat bahwa Homo erectus menyebar dari Afrika ke Asia dalam satu gelombang besar lebih dari dua juta tahun lalu. Namun, estimasi usia terbaru mengindikasikan adanya beberapa gelombang migrasi terpisah.
Bukti fosil menunjukkan Homo erectus telah mencapai wilayah China bagian tengah sekitar 2,1 juta tahun lalu, sementara migrasi lain diperkirakan memasuki Asia Barat Daya sekitar 1,8 juta tahun lalu.
Kedatangan di Jawa sekitar 1,3 juta tahun lalu dinilai sebagai bagian dari migrasi tersendiri, kemungkinan melalui Asia Selatan atau jalur pesisir menuju Asia Tenggara. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan kelompok tersebut merupakan keturunan dari populasi Homo erectus yang lebih awal di China.
Pandangan ini turut didukung oleh geokronolog Richard Roberts dari University of Wollongong, Australia, yang menilai penanggalan baru Sangiran membuka peluang interpretasi adanya beberapa fase penyebaran Homo erectus dari Afrika maupun antarwilayah Asia.
Meski begitu, perdebatan ilmiah masih berlanjut. Arkeolog Robin Dennell dari University of Exeter, Inggris, menilai kesimpulan tersebut masih memerlukan pengujian lanjutan sebelum benar-benar mengubah pemahaman umum tentang sejarah Homo erectus di Asia.
Dari sisi morfologi, fosil Homo erectus dari lapisan Sangiran yang lebih tua menunjukkan kemiripan dengan temuan di Afrika berusia sekitar 1,7 juta tahun. Sementara itu, fosil yang lebih muda memiliki volume otak lebih besar dan ukuran gigi lebih kecil, menyerupai Homo erectus di China yang berusia sekitar 780.000 tahun.
Fosil-fosil Homo erectus yang lebih muda di Sangiran diperkirakan muncul setelah 900.000 tahun lalu. Pada periode tersebut, pendinginan global menyebabkan turunnya permukaan laut secara drastis dan membentuk jembatan darat yang menghubungkan Jawa dengan daratan Asia Tenggara. Kondisi ini diduga mempermudah migrasi Homo erectus ke Jawa dan menjelaskan perbedaan karakteristik antara fosil tua dan muda.
Penelitian lain juga mengindikasikan Homo erectus kemungkinan masih menghuni Jawa hingga sekitar 117.000 tahun lalu. Jika temuan ini terkonfirmasi, maka Homo erectus diperkirakan telah bertahan di wilayah Indonesia selama kurang lebih 1,2 juta tahun, menjadikan Jawa sebagai salah satu pusat penting dalam sejarah panjang evolusi manusia purba. (tas)







