Surabaya — Midtown Residence Surabaya menggelar acara inklusif bertajuk “Warna Warni Tanpa Suara: Kopi Tutur Rasa x Tutur Mata”, Selasa (2/12).
Kegiatan ini mempertemukan kreativitas, keberagaman, dan semangat kesetaraan melalui kolaborasi antara Kopi Tutur Rasa , Disabilitas Berkarya (karya buku foto Tutur Mata), dan Kitasetara Foundation.
Acara ini membuka ruang apresiasi bagi teman-teman disabilitas untuk mengekspresikan diri melalui medium yang mereka kuasai. Barista Tuli dari Kopi Tutur Rasa menyajikan kopi sebagai bentuk cerita personal, sementara para fotografer difabel dari Tutur Mata menampilkan perspektif visual mereka melalui buku fotografi.

Di sela sesi talkshow, barista Tuli—Akbar, Dandi Wijaya, Della, Devi, dan Rio—mengajak seluruh peserta mempelajari huruf abjad bahasa isyarat BISINDO, menciptakan interaksi yang edukatif dan inklusif.
Rangkaian kegiatan meliputi Talkshow Inklusif, serta Bedah Buku “Tutur Mata”. Pada sesi bedah buku, editor buku Tutur Mata Mamuk Ismuntoro dan mentor fotografi, Leo Arief Budiman membagikan kisah di balik karya para fotografer Disabilitas Berkarya—Septian, Kiking, Omay, Dewa, Jacky, Pina, dan Kori—yang menghadirkan cerita visual tanpa suara namun sarat pesan dan pengalaman hidup.
Buku foto Tutur Mata sendiri telah menarik perhatian publik dan dunia fotografi nasional sejak diterbitkan oleh Matanesia, lembaga fotografi berbasis di Surabaya, pada tahun 2021. Pada 19 September 2025 lalu, buku tersebut berkesempatan dipresentasikan dalam Jakarta International Photo Festival (JIPFest) di Taman Ismail Marzuki, sebuah ajang bergengsi bagi para fotografer dan pegiat visual dari berbagai negara.
Acara di Midtown Residence Surabaya ini turut dihadiri komunitas disabilitas, mahasiswa, serta dosen dari UNESA, UNITOMO, dan STIKOSA. Kehadiran Ibu Eva selaku Kepala UPTD Kampung Anak Negeri, Dinas Sosial Surabaya menegaskan dukungan pemerintah terhadap gerakan inklusif berbasis pemberdayaan.
Komitmen inklusi juga ditunjukkan secara langsung oleh Midtown Hotels Indonesia. Tanpa rencana sebelumnya, Donny Manuarva, Corporate General Manager Midtown Hotels Indonesia, memberikan kesempatan kerja kepada Dewa, seorang penyandang disabilitas slow learner yang hadir dalam acara tersebut.
“Saya melihat semangat besar dalam diri Dewa untuk bekerja dan berkembang. Memberi kesempatan bukan hanya soal empati, tetapi juga pengakuan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berkontribusi,” ujar Donny Manuarva.
Gege, Public Relations Midtown Hotels Indonesia, menambahkan bahwa acara ini menjadi langkah nyata dalam mendorong ruang yang lebih inklusif. “Warna Warni Tanpa Suara bukan sekadar acara, tetapi ruang agar masyarakat memahami bahwa setiap orang memiliki warna dan kekuatan yang layak dihargai,” jelasnya.
Dengan pendekatan kreatif dan partisipatif, acara ini menjadi upaya penting dalam memperkuat inklusivitas, membuka kesempatan, serta menghapus batas-batas yang selama ini membatasi ruang gerak penyandang disabilitas.(*)







